Indonesia optimistis kerja sama dalam pembangunan nasional dan kawasan dengan negara-negara Afrika akan semakin kuat melalui penyelenggaraan ajang Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2, ucap Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury.
Menurut Mansury, negara-negara Afrika menghormati Indonesia yang sedari dulu sudah berinisiatif membela Afrika dengan memperjuangkan kemerdekaan dan berakhirnya kolonialisme melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955 yang melahirkan Bandung Spirit (Semangat Bandung).
“Ini juga merupakan satu hal yang kita harapkan bisa membedakan Indonesia dalam hal bekerja sama yang betul-betul untuk berjuang bersama dengan Afrika,” kata Wamenlu dalam Temu Media terkait IAF ke-2 di Jakarta, Kamis.
Mansury mengatakan bahwa pemimpin negara-negara Afrika sangat antusias menyambut digelarnya IAF ke-2 di Bali, September mendatang.
Terlebih, pelaksanaan IAF tahun ini berdekatan dengan momentum peringatan 70 tahun KAA.
Sudah ada setidaknya lima kepala negara atau pemerintahan Afrika dan 13 pembicara panel diskusi setingkat menteri yang mengkonfirmasikan kehadirannya untuk IAF ke-2 di Bali, ucap Wamenlu.
Ia turut optimistis semakin banyak perwakilan pemerintah maupun bisnis dari Afrika yang akan hadir dalam pertemuan itu.
Dengan antusiasme itu, RI menargetkan kesepakatan bisnis sebagai deliverables sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp56,07 triliun) tercapai antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika dalam IAF ke-2, kata dia.
Indonesia juga menargetkan tercapainya kesepakatan antara pemerintah (G2G), termasuk kesepakatan perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara Afrika, serta diresmikannya rancangan besar terkait kerja sama pembangunan antara RI dan Afrika dalam IAF ke-2, ucap Pahala.
Setelah IAF pertama diselenggarakan pada 2018, IAF ke-2 akan digelar pada 1-3 September 2024 di Hotel Mulia, Bali dengan tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, dan dengan fokus pada isu transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, ketahanan kesehatan, dan kerja sama pembangunan.
IAF ke-2 akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) yang juga akan digelar di Bali pada waktu yang sama.