Perdana Menteri Slovakia Robert Fico (kiri) bertemu dengan Komisaris Energi Uni Eropa (EU) Dan Jorgensen di Brussels, Belgia, pada 9 Januari 2025.
Perdana Menteri (PM) Slovakia Robert Fico pada Kamis (9/1) di Brussel mengatakan bahwa pemerintahnya mempertimbangkan akan menghentikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina sebagai bagian dari respons sengketa transit gas Rusia yang sedang terjadi.
Fico mengatakan bahwa Slovakia mungkin akan memveto keputusan-keputusan Uni Eropa yang berkaitan dengan Ukraina dan mengurangi bantuan bagi pengungsi perang Ukraina jika tidak ada resolusi yang tercapai.
Saat berbicara kepada awak media di Brussel usai bertemu dengan Komisioner Energi Uni Eropa (UE) Dan Jorgensen, Fico mengatakan bahwa Slovakia sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang mungkin diambil, termasuk memveto keputusan-keputusan UE yang berkaitan dengan Ukraina.
Langkah-langkah lainnya termasuk memangkas pasokan listrik darurat ke Ukraina dan mengurangi bantuan bagi pengungsi perang Ukraina.
Fico menekankan bahwa Slovakia tidak bermaksud mengeskalasi ketegangan, tetapi akan menerapkan langkah-langkah ini jika tidak ada resolusi yang tercapai. Dia juga mengumumkan telah membentuk sebuah kelompok kerja dengan Komisi Eropa untuk mengatasi isu ini
Sengketa ini muncul setelah kontrak transit gas antara Ukraina dan Rusia berakhir pada 31 Desember 2024. Aliran gas ke Slovakia terhenti pada hari berikutnya karena Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memilih untuk tidak memperpanjang perjanjian tersebut.
Mengenai penghentian aliran gas dari Rusia, PM Fico memperingatkan dampak ekonomi yang signifikan, dengan memperkirakan potensi kerugian hampir 1,5 miliar euro (1 euro = Rp16.708) bagi Slovakia dan sekitar 70 miliar euro bagi UE.