Mantan penyerang timnas Indonesia Peri Sandria (paling kanan) menyampaikan pendapat pada acara diskusi sepak bola Football Institute di Jakarta, Jumat (10/1/2025
Mantan penyerang tim nasional Indonesia era 1990-an, Peri Sandria, berbagi pengalaman dipimpin pelatih asal Belanda.
Pada Rabu (8/1), PSSI resmi mengumumkan bahwa pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, akan menjadi juru taktik untuk timnas menggantikan Shin Tae-yong yang diberhentikan dari posisinya oleh PSSI beberapa hari sebelumnya.
“Saya sebagai mantan pemain punya pengalaman dilatih pelatih asal Belanda ya. Dua kali, Henk Wullems (di Mastrans Bandung Raya) dan satu lagi saya lupa. Kami di dalam tim juga meminta kepada pelatih, jangan membawa total football Belanda ke Indonesia. Karena kita bicara budaya Indonesia yang cara bermainnya tidak seperti itu,” kata Peri pada acara diskusi sepak bola Football Institute di Jakarta, Jumat.
“Jadi mau tidak mau, para pelatih Belanda ini tidak egois dia. Dia menerima saran dan masukan dari kita. Dan ternyata, kerja yang kita buat itu, apa yang kita mau berjalan dengan baik,” lanjut sosok yang menjadi pencetak gol terbanyak Liga Indonesia edisi perdana dengan 34 gol itu.
Peri pun berharap Kluivert dapat segera beradaptasi dengan sumber daya di timnas Indonesia, terlebih karena tim Garuda masih akan memainkan pertandingan-pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Jadi saya harap dengan kehadiran Kluivert ini, apalagi nanti saat lawan Australia ini tidak akan mudah. Akan menjadi ujian pertama buat Kluivert untuk bertemu dengan tim yang tidak dianggap recehan. Minimal harus draw, jangan sampai kalah,” ujar Peri mengenai laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan dimainkan timnas pada 20 Maret itu.
Pada kompetisi terakhir yang dimainkan timnas Indonesia, yakni ASEAN Cup (Piala AFF) 2024, pasukan Garuda mengalami kesulitan mencetak gol. Dalam pandangan Peri, hal itu disebabkan pelatih saat itu, Shin Tae-yong terlalu banyak memanggil pemain-pemain spesialis bertahan.
“Kita berharap striker-striker kita haus gol tapi ternyata yang bisa mencetak gol di Piala AFF, kebanyakan yang mencetak gol adalah pemain belakang, jadi ini juga menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pelatih baru,” pungkasnya.