Para menteri luar negeri dari negara-negara utama Eropa menyatakan “solidaritas yang kokoh” kepada Ukraina pada Kamis (12/12/2024), dan berjanji akan meningkatkan dukungan militer dan ekonomi setelah lebih dari 1.000 hari konflik. ANTARA/Anadolu/py
Para menteri luar negeri dari negara-negara utama Eropa menyatakan “solidaritas yang kokoh” kepada Ukraina pada Kamis (12/12), serta berjanji akan meningkatkan dukungan militer dan ekonomi setelah lebih dari 1.000 hari konflik.
Pernyataan bersama itu dikeluarkan oleh para menteri luar negeri Jerman, Prancis, Italia, Polandia, Spanyol, dan Inggris, bersama kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.
Pernyataan ini dibuat pada apa yang mereka sebut sebagai “momen penting” dalam perang Rusia melawan Ukraina.
“Ukraina harus menang,” tegas para menteri dalam pernyataan yang dirilis setelah pertemuan di Berlin dengan mitra Ukraina mereka, Andrii Sybiha.
“Tujuan dari perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi untuk Ukraina, serta keamanan yang langgeng untuk Eropa, tidak dapat dipisahkan,” ujar mereka menambahkan.
Para menteri dengan tegas mengutuk eskalasi militer terbaru oleh Rusia, termasuk “serangan brutal dan sengaja terhadap kota-kota Ukraina dan infrastruktur sipil kritis” serta pengerahan pasukan Korea Utara.
Mereka juga mengecam penggunaan rudal balistik jarak menengah oleh Rusia dalam serangan-serangannya.
Para menteri menguraikan rencana untuk melaksanakan paket bantuan G7 senilai 50 miliar dolar AS (sekitar Rp795 triliun) guna memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina, terutama kebutuhan militer.
“Kami akan meningkatkan dukungan militer, ekonomi, dan finansial untuk Ukraina, termasuk melalui pendanaan tambahan dari Eropa,” ungkap mereka.
Pernyataan itu juga menegaskan kembali dukungan terhadap aspirasi Ukraina untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan bergabung dengan Uni Eropa, menjanjikan “jaminan keamanan yang kuat,” termasuk dukungan militer dan finansial jangka panjang.
“Tidak boleh ada negosiasi damai tentang Ukraina tanpa kehadiran warga Ukraina dan tanpa orang-orang Eropa di sisi mereka,” tegas para menteri, menggarisbawahi dukungan mereka terhadap Formula Perdamaian Presiden Zelenskyy sebagai langkah yang dapat dipercaya menuju perdamaian abadi.
“Kami menegaskan kembali dukungan yang tegas untuk perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi di Ukraina sesuai dengan hukum internasional, termasuk Piagam PBB, dengan penghormatan penuh terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” mereka menambahkan.
Pertemuan itu juga membahas arsitektur keamanan Eropa yang lebih luas, dengan para menteri berjanji untuk memperkuat NATO dan memastikan pembagian beban yang adil di dalam aliansi sambil membangun “Eropa yang lebih aman dan lebih bersatu,” menurut pernyataan tersebut.
Pertemuan pada Kamis itu, yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, berlangsung di tengah kekhawatiran yang berkembang di Kiev bahwa dukungan militer Barat untuk Ukraina dapat berkurang setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang.