Nilai tukar rupiah kembali alami koreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal Oktober 2024 di tengah ketidakpastian global setelah Iran kembali menyerang Israel.
Melansir Refinitiv, mata uang Garuda ditutup di angka Rp15.260/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (2/10/2024), melemah 0,43% dari penutupan sebelumnya (1/10/2024).
Bersamaan dengan pelemahan rupiah, indeks dolar AS (DXY) menguat ke titik 1001.258 dengan penguatan sebesar 0,06%. Hal ini menjadi salah satu penekan nilai rupiah hari ini.
Lebih lanjut, pelemahan nilai tukar rupiah ditengarai oleh konflik antara Iran dan Israel, di mana pada Selasa (1/10/2024), Iran meluncurkan rudal ke wilayah Israel. Selain itu, pasar juga tengah menantikan akhir dari libur panjang di China.
Sebelumnya, ketegangan meningkat sejak awal September ketika Iran melakukan serangan rudal besar-besaran ke Israel.
Serangan terbaru pada malam 1 Oktober terjadi tak lama setelah Israel melancarkan operasi darat di Lebanon, yang menjadi eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung lama antara kedua negara.
Mengutip dari Reuters, serangan Iran kali ini melibatkan sekitar 180 rudal, dengan rincian 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah. Iran sebelumnya berjanji akan membalas Israel atas serangan yang ditujukan pada negara itu dan milisi pro-Iran di Timur Tengah, termasuk Hizbullah.
Beberapa rudal berhasil diintersepsi di langit Yerusalem, namun banyak di antaranya tampak terus melaju ke arah pesisir dan wilayah tengah Israel, disertai suara bom yang meledak di kejauhan. Di tepi Kota Tua, banyak warga yang berhenti dan menyaksikan rudal-rudal tersebut terbang di atas mereka dalam serangan yang tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketidakpastian ini berujung pada menguatnya DXY dan menekan mata uang Garuda.