Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Febriany Eddy mengungkapkan dampak penurunan harga nikel kepada perusahaannya. Menurutnya Vale saat ini terus fokus melakukan efisiensi guna mengantisipasi fluktuasi harga nikel.
Febriany mengatakan harga komoditas di pasar memang tidak bisa dikontrol. Sehingga dirinya fokus melakukan perbaikan pada tubuh perusahaan.
“Kita kan commodity company pasti naik turun harga berpengaruh pada outcome kita. yang penting harga tidak bisa di kontrol. Itu sudah realita. Jadi harga nikel juga fluktuatif yang kita selalu fokus dan konsisten efisiensi produktivitas kita karena biaya bisa kita kontrol kalau harga tidak bisa,” katanya, kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (5/9/2024).
Namun Febriany menegaskan dalam mengontrol biaya, perusahaannya tidak meninggalkan nilai penting seperti keselamatan kerja, komitmen perbaikan lingkungan dan sosial. “Karena itu sudah menjadi bagian dari standar kita bekerja,” sambungnya.
Seperti diketahui harga Nikel hari ini sudah jauh di bawah level tertinggi sebelumnya yang mencapai US$ 20.000 per ton. Mengutip data tredingeconomic harga nikel saat ini turun 1,71% menjadi US$ 16.180 per ton, turun 17,9% dibandingkan September tahun lalu US$ 19.720 per ton.
Dalam kesempatan itu, Febriany juga menegaskan mendukung program hilirisasi pemerintah.
“Kita kan nggak pernah ekspor bijih mentah dan smelter kita pabriknya sudah dibangun sejak 1978 dan kita memang misi hilirisasi ini sudah bagian dari kita, ini sejalan dengan misi pemerintah juga,” terangnya.