Anatomi Rasa Gatal: Proses Pengiriman Sinyal dari Kulit ke Otak

Ilustrasi kulit gatal (Pixabay.com)

Ilustrasi kulit gatal (Pixabay.com)
Gatal, atau pruritus, adalah sensasi yang mungkin sering kita alami. Sensasi ini tidak hanya menjengkelkan, tetapi juga memiliki komponen yang lebih dalam. Gatal melibatkan interaksi antara fisik dan emosional, dan bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan yang lebih besar. 

Dilansir dari Mayo Clinic, gatal adalah sensasi somatik yang tidak nyaman yang memicu keinginan untuk menggaruk. Dalam bahasa sehari-hari, kita mungkin menyebutnya “rasa gatal,” namun secara medis, ini adalah fenomena yang lebih kompleks. Gatal memiliki tiga komponen utama:

1. Komponen Sensorik: Ini adalah bagaimana kita merasakan gatal. Ketika kulit kita teriritasi, reseptor saraf di area tersebut mengirimkan sinyal ke otak.

2. Komponen Afektif: Rasa gatal juga memiliki aspek emosional. Sering kali, rasa gatal disertai perasaan frustrasi atau kecemasan, terutama ketika kita tidak dapat menggaruk.

3. Komponen Motivasi: Ini mengacu pada dorongan untuk menggaruk. Ketika kita merasakan gatal, ada impuls kuat yang mendorong kita untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut melalui perilaku menggaruk.

Mengapa Kita Merasakan Gatal?
Seperti yang dilansir dari Jurnal Frontiers, gatal sering kali muncul sebagai reaksi terhadap zat berbahaya yang mencoba masuk ke kulit kita, seperti alergi, gigitan serangga, atau iritasi akibat bahan kimia. Dalam kasus ini, rasa gatal berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Dengan menggaruk, kita dapat menghilangkan zat berbahaya tersebut.

Namun, gatal juga bisa menjadi masalah yang lebih kompleks. Ada banyak jenis gatal, termasuk gatal akut yang berlangsung dalam waktu singkat dan gatal kronis yang bisa berlangsung lama dan menjadi masalah kesehatan serius. Lingkaran gatal-garuk ini dapat menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi, menciptakan siklus yang sulit untuk dihentikan.

Bagaimana Sinyal Gatal Dikirim ke Otak?
Penting untuk memahami bahwa proses gatal dimulai di kulit, di mana ada serangkaian reseptor saraf yang sangat sensitif. Ketika kulit teriritasi, reseptor ini akan mengirimkan sinyal melalui saraf ke sumsum tulang belakang dan kemudian ke otak.eberapa elemen penting dalam proses ini meliputi:

1. Neuron: Neuron adalah sel yang mengirimkan sinyal di sistem saraf kita. Neuron yang terlibat dalam rasa gatal biasanya mengekspresikan reseptor tertentu, seperti peptida pelepas gastrin (GRP), yang memicu sensasi gatal.

2. Sumsum Tulang Belakang: Setelah sinyal mencapai sumsum tulang belakang, neuron di sini akan mengolah informasi tersebut dan mengirimkannya lebih lanjut ke otak. Neuron di sumsum tulang belakang juga berfungsi untuk mengendalikan seberapa kuat rasa gatal yang kita rasakan.

3. Sirkuit Otak: Di otak, ada beberapa area yang berperan dalam memproses rasa gatal. Area-area ini termasuk korteks somatosensori, yang bertanggung jawab untuk merasakan rangsangan dari tubuh; korteks prefrontal, yang terlibat dalam pengambilan keputusan; dan talamus, yang bertindak sebagai pusat penghubung informasi sensorik.

Setelah sinyal mencapai otak, kita akan merasakan gatal dan cenderung untuk menggaruk. Menggaruk dapat memberikan rasa lega sementara, tetapi ini juga dapat merusak kulit dan menyebabkan infeksi. Ketika kita menggaruk, otak akan melepaskan neurotransmiter yang memberi kita sensasi kesenangan, menciptakan siklus gatal-garuk yang sulit dipecahkan.

Dalam kasus gatal kronis, hal ini bisa menjadi masalah yang lebih besar. Perilaku menggaruk yang berulang dapat merusak kulit, memperburuk rasa gatal, dan bahkan menyebabkan kondisi kulit yang lebih serius.

Gatal adalah sensasi yang muncul akibat berbagai faktor. Salah satunya adalah gatal kimiawi, yang disebabkan oleh zat-zat seperti alergen atau iritan yang merangsang reseptor gatal di kulit. Ketika zat-zat ini bersentuhan dengan kulit, mereka mengirimkan sinyal ke otak yang memicu rasa gatal. Selain itu, ada juga gatal mekanis, yang timbul dari sentuhan ringan, seperti angin atau kain yang menyentuh kulit. Penelitian menunjukkan bahwa gatal mekanis melibatkan jalur saraf yang berbeda dari gatal kimiawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*