Perang Israel telah meluas dari Jalur Gaza di Palestina ke wilayah Lebanon. Terbaru, kelompok Hizbullah yang didukung Iran telah kembali menyerang barak militer Israel dengan roket pada Senin (14/10/2024).
Ini merupakan klaim serangan terbaru setelah serangan pesawat nirawak (drone) yang mematikan di pangkalan militer Israel sehari sebelumnya.
Berikut perkembangan terkini terkait situasi di wilayah Timur Tengah, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Selasa (15/10/2024).
Hizbullah Serang Barak Militer Israel
Milisi Hizbullah di Lebanon kembali menargetkan barak militer Israel Senin (14/10/2024), setelah sehari sebelumnya terjadi serangan pesawat nirawak (drone) yang mematikan di pangkalan militer Israel.
“Pejuang Hizbullah meluncurkan serangan roket ke barak di sebelah timur Netanya”, kata kelompok yang didukung Iran tersebut, dikutip dari AFP.
Sementara itu, militer Israel mengatakan telah mencegat beberapa proyektil yang ditembakkan dari Lebanon Senin. Sirene juga berbunyi di sejumlah wilayah tengah meliputi Sharon, Menashe, dan Wadi Ara.
“Sejumlah proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon ke wilayah Israel. IAF (angkatan udara) berhasil mencegat semua proyektil,” klam militer dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya dalam serangan Hizbullah Minggu, setidaknya ada empat orang pasukan Israel tewas. Sedangkan sebanyak 60 lain dalam keadaan luka-luka.
Polisi Israel: Proyektil Hantam Karmiel
Sebuah pernyataan di X mengatakan polisi telah menerima banyak laporan mengenai beberapa dampak proyektil di daerah Karmiel dan lokasi terdekat di Israel utara.
Ditambahkan bahwa insiden tersebut mengakibatkan kerusakan properti “dan laporan awal menunjukkan mungkin ada korban di tempat kejadian”. Namun belum ada keterangan lebih lanjut terkait serangan proyektil tersebut.
Israel Serang Wilayah Mayoritas Kristen di Lebanon Utara
Israel terus memperluas target serangan dalam perang melawan militan Hizbullah di Lebanon, dengan serangan udara di utara yang menewaskan setidaknya 21 orang di kota mayoritas Kristen, Aitou.
Sejauh ini, operasi militer Israel terutama berfokus di wilayah selatan Lebanon, Lembah Bekaa di timur, dan pinggiran kota Beirut. Namun, serangan terbaru di Aitou menghantam sebuah rumah yang disewa oleh keluarga pengungsi.
Wali Kota Aitou, Joseph Trad, mengatakan kepada Reuters bahwa selain korban tewas pada serangan Senin (14/10/2024) tersebut, delapan orang terluka.
Tim penyelamat di lokasi serangan mencari korban di bawah reruntuhan, di mana kendaraan yang terbakar dan pohon-pohon yang tumbang terlihat berserakan. Serangan ini memaksa Israel memerintahkan evakuasi warga dari 25 desa di Lebanon selatan menuju daerah di utara Sungai Awali, yang terletak sekitar 60 km utara perbatasan Israel.
Israel Temukan Terowongan Hizbullah
Militer Israel menemukan terowongan Hizbullah, membentang 200 meter dari pos PBB di Lebanon Selatan. Brigadir Jenderal Yiftach Norkin mengatakan, terowongan yang dibangun oleh Hizbullah tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 17-01.
Juru bicara IDF pada Minggu mengumumkan, selain menemukan terowongan bawah tanah tersebut, yang mengarah ke tempat persembunyian kelompok Hizbullah, mereka juga telah menangkap seorang anggota yang bersembunyi di terowongan tersebut.
Pasukan tersebut mendekati gedung tersebut dan setelah mengepungnya, memindai terowongan tersebut, dan menemukan kompleks bawah tanah pada kedalaman sekitar 7 meter (23 kaki). Di dasar terowongan tersebut terdapat tempat persembunyian sedalam 50 meter (165 kaki), tempat anggota Hizbullah bersembunyi di samping senjata dan peralatan, yang diduga untuk tinggal dalam jangka panjang.
Dalam video yang dirilis pada Minggu, salah satu komandan terdengar memerintahkan anggota Hizbullah tersebut untuk meninggalkan pakaiannya di luar terowongan dan menyerah dari tempat persembunyiannya.
Militer Israel Klaim atas Tewasnya Komandan Hizbullah
Sebuah pernyataan militer mengatakan Muhammad Kamal Naim, komandan sistem antitank dari Pasukan Radwan elit kelompok itu, tewas dalam serangan udara.
Melansir Al Jazeera, Ia bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan banyak serangan terhadap Israel, termasuk penembakan rudal antitank.
Militer menambahkan bahwa tidak ada korban dalam serangan roket baru-baru ini dari Lebanon. Beberapa roket berhasil dicegat sementara sisanya jatuh di area terbuka.
Brigade Qassam Klaim Bunuh Tentara Israel di Rafah
Sayap bersenjata Hamas mengatakan para pejuangnya telah meledakkan alat antipersonel dalam sebuah serangan terhadap tentara Israel saat mereka mencoba memasuki sebuah rumah di kota Gaza selatan.
Insiden di lingkungan al-Jnaina di Rafah timur menewaskan dan melukai sejumlah tentara, kata kelompok itu.
Dalam insiden terpisah, para pejuangnya menyerang dua tank Merkava Israel dengan roket Yassin di lingkungan yang sama, kata Brigade Qassam. Hingga kini tidak ada komentar langsung dari tentara Israel.
Iran Bertemu ‘4 Mata’ dengan Houthi Yaman
Iran mengadakan pertemuan dengan milisi di Yaman, Houthi. Pertemuan dilakukan di Muscat, Oman, Senin (14/10/2024).
Mengutip AFP, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bertemu dengan Mohammed Abdelsalam, seorang pejabat senior dari gerakan Houthi Yaman. Kementerian luar negeri Iran juga merilis foto-foto pembicaraan mereka selama kunjungan Araghchi, yang merupakan kunjungan diplomatik terbaru di wilayah tersebut, setelah Israel bersumpah untuk membalas serangan rudal Iran.
“Araghchi mengadakan pertemuan dan diskusi dengan Mohammad Abdelsalam, juru bicara dan kepala negosiator Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman,” tulis laman lokal. Sayangnya tak dirinci inti pertemuan itu.
Kunjungan Araghchi ke Muscat dilakukan setelah perjalanan ke Baghdad. Minggu lalu, ia juga mengunjungi Qatar dan Arab Saudi di mana pembicaraan terutama berkisar pada pembentukan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza serta cara-cara untuk menahan konflik agar tidak menyebar ke seluruh wilayah.
Sementara itu, pada hari Minggu, Araghchi menegaskan kembali bahwa Iran “sepenuhnya siap untuk situasi perang”. Meskipun, tegasnya, negaranya lebih menginginkan perdamaian.
Netanyahu Minta Sekjen PBB ‘Usir’ Pasukan Perdamaian di Lebanon
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan. Ia mengatakan mereka berada di “daerah berbahaya”, di mana Hizbullah menggunakan mereka sebagai “perisai manusia”.
Seruannya ini disampaikan sehari setelah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengulangi penolakannya untuk mundur dari daerah perbatasan Israel dan Lebanon itu, setelah lima anggotanya terluka dalam serangan Israel. Diketahui, dua pasukan berasal dari Indonesia.
“Tuan Sekretaris Jenderal, keluarkan pasukan UNIFIL dari bahaya,” ujarnya dalam video rilis yang dikeluarkan kantornya. “Itu harus dilakukan sekarang juga, segera.”
Netanyahu mengklaim penolakan UNIFIL menjadikan mereka “sandera Hizbullah”. Ia menyebut hal itu akan membahayakan nyawa tentara Israel.
“Kami menyesalkan bahaya yang menimpa tentara UNIFIL dan kami melakukan yang terbaik untuk mencegah bahaya tersebut,” sebutnya. “Namun, cara paling sederhana dan paling jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan menarik mereka dari zona bahaya.”
Sementara itu, UNIFIL menegaskan alasan menolak meninggalkan posisinya di Lebanon selatan, sebab penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar di sana.
AS Bakal Kirim Pasukan-Senjata ke Israel
Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengirimkan rudal pertahanan dan personilnya ke Israel. Hal ini terjadi saat Negeri Zionis itu terlibat peperangan dengan sejumlah milisi yang didukung rival nomor satunya, Iran, di wilayah Timur Tengah.
Mengutip Reuters, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa langkah itu dimaksudkan ‘untuk membela Israel’. Hal serupa juga diutarakan oleh Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, yang menegaskan fungsi pertahanan atas Israel.
“Pengerahan ini merupakan bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir untuk mendukung Israel dan membela personel AS dari serangan oleh Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran,” ucapnya.
Salah satu rudal yang akan dikirim Washington ke Israel adalah Sistem Terminal High Altitude Area Defense, atau THAAD. Sistem ini biasanya membutuhkan sekitar 100 tentara untuk beroperasi.
THAAD ini memiliki enam peluncur yang dipasang di truk. Di mana ada delapan pencegat pada setiap peluncur dan radar yang kuat.
Spanyol Desak Negara UE Menangguhkan Perjanjian Perdagangan dengan Israel
Perdana Menteri Pedro Sanchez telah meminta negara-negara lain di blok tersebut untuk menanggapi permintaan Spanyol dan Irlandia untuk menangguhkan perjanjian perdagangan bebas atas serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon.
Selama berbulan-bulan, baik Spanyol maupun Irlandia telah berunding dengan negara-negara UE lainnya yang menginginkan peninjauan ulang Perjanjian Asosiasi UE-Israel atas dasar bahwa Israel mungkin melanggar klausul hak asasi manusianya.
Perjanjian Asosiasi UE-Israel diratifikasi oleh parlemen negara-negara anggota UE, Parlemen Eropa, dan Knesset serta mulai berlaku pada tahun 2000 setelah puluhan tahun terdapat bukti pelanggaran Israel terhadap hak-hak Palestina.
UE Kecam Israel atas Serangan ke Pasukan Perdamaian di Lebanon
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengecam serangkaian serangan Israel yang telah melukai pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon selatan.
Borrell menyebut hal ini “sama sekali tidak dapat diterima”. Pernyataannya disampaikan kepada wartawan menjelang pertemuan para menteri luar negeri UE di Luksemburg pada Senin.
“Sebanyak 27 anggota (UE) sepakat untuk meminta (pihak) Israel berhenti menyerang UNIFIL,” kata Borrell, seperti dikutip AFP. “Sama sekali tidak dapat diterima untuk menyerang pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa.”
“Banyak anggota Eropa yang berpartisipasi dalam misi ini,” kata Borrell. “Pekerjaan mereka sangat penting.”